Trenggalek – Memasuki musim kemarau panjang, banyak dampak dirasakan oleh petani. Selain harus beralih tanaman, petani rawan mengalami gagal panen. Untuk itu, Dinas Pertanian Trenggalek dorong petani ikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Para petani padi di Kabupaten Trenggalek, diharapkan segera mendaftarkan lahannya untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi tersebu. AUTP sendiri dikelola Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
“Dengan hal ini (AUTP), kegagalan panen bukan merupakan hal yang merugikan bagi petani,” Didik Susanto, Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek.
Dengan ikut asuransi, resiko bisa diminimalisir seperti waktu panen sukses, petani bisa mendapat Rp. 10 juta – Rp. 15 juta per hektare. Kini kalau misalnya ada gagal panen, petani masih bisa mendapat Rp. 6 juta.
baca juga :
Premi dalam satu musim tanam program AUTP senilai Rp. 180 ribu per Ha. para petani hanya perlu membayar Rp. 36.000 per Ha. Sisanya dibayar dari subsidi pemerintah daerah, petani bisa mengajukan klaim apabila mengalami gagal panen akibat kekeringan atau hama.
“Masih banyak petani yang belum (mengikuti). Untuk itu kita terus sosialisasi, mendorong petani untuk ikut asuransi,” imbuhnya
Lebih lanjut menurut Didik, AUTP akan banyak menolong petani ketika kondisi musim sulit seperti saat ini. Pasalnya waktu penghujan dan kemarau tak menentu.
Sementara berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, sebanyak 156 hektare sawah padi gagal panen di Trenggalek sudah mengajukan klaim AUTP senilai Rp. 936,8 juta untuk masa tanam pertama tahun 2019.
Sementara untuk musim taman ketiga saat ini, total pengajuan gagal panen padi sudah mencapai 46 hektare. Dari jumlah itu, baru dua hektare yang tercairkan. sisanya masih mengantre.
Total lahan pertanian padi di Trenggalek mencapai 12.028 hektare, yang terasuransikan selama 2018 masih kurang dari 50 persen. Sosialisasi progaram AUTP akan lebih digencarkan lagi untuk mencapai target 80 persen. (pam/ydk)