Jombang (Jatimsmart.id) – Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim bergerak cepat merespon laporan adanya potensi ancaman gerakan tanah di Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Usai menerima laporan adanya potensi bencana tersebut saat pembentukan Destana di Balai Desa Sambirejo, Rabu (22/2/2023), Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, langsung meninjau lokasi kejadian di RT 03 RW 04 Dusun Sumber Lamong.
Dengan menggunakan sepeda motor milik warga setempat, Kalaksa Gatot Soebroto meninjau lokasi kejadian didampingi Kepala Desa Sambirejo, Sungkono. Turut juga dalam peninjauan ini, Kalaksa BPBD Kab. Jombang, Bambang Dwijo Pranowo, Tenaga Ahli Kebencanaan Suban Wahyudiono dan perangkat desa setempat.
Dari peninjauan lapangan, didapati retakan tanah dan bangunan di 10 rumah milik warga setempat. Menurut Sungkono, Kades Sambirejo, retakan tanah yang terjadi di Sumber Lamong ini sudah berlangsung tiga kali, dan yang terakhir terjadi di tahun 2022.
Sepanjang waktu itu, warga pemilik rumah hidup dengan rasa was-was. Lebih lagi, saat terjadi hujan deras di malam hari. Mereka, akan memilih untuk standby di teras rumah.
Salah satu penghuni rumah, bahkan sudah mengungsi, meninggalkan rumahnya pindah ke rumah saudara.
”Betul, kKalau hujan waktu malam hari tidak berani di dalam rumah. Takut,” ujar Rina (33), penghuni salah satu rumah yang retak.
Kalaksa BPBD Kabupaten Jombang, Bambang Dwijo Pranowo, mengatakan, akan melakukan kajian akademik terhadap tekstur geologi di lokasi.
“Apakah ini gerakan tanah atau ada patahan di bawah. Kalau patahan, bisa jadi harus relokasi,” terangnya.
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, dalam kesempatan itu juga siap menindaklanjuti hasil kajian akademik Tim BPBD Kabupaten Jombang.
“Kita akan tunggu rekomendasi hasil kajiannya nanti seperti apa. Itu yang akan kita tindaklanjuti,” terangnya.
Berdasar Peta Prakiraan Wilayah Gerakan Tanah yang dikeluarkan Badan Geologi Kementerian ESDM per Bulan Februari 2023 ini, wilayah Wonosalam Jombang memang masuk kategori Merah atau memiliki potensi terjadinya Gerakan Tanah yang Tinggi.
“Kita berharap teman-teman Kabupaten Jombang bisa cepat bergerak agar rekomendasinya bisa segera ditindaklanjuti,” imbuhnya. (red)