Mojokerto (Jatimsmart.id) – Pemerintah Kota Mojokerto mempercepat penurunan stunting melalui 8 aksi. Hal ini mengemuka dalam Penilaian Kinerja Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Ruang Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto, Kamis (10/8/2023).
“Kami lebih fokus dalam melaksanakan program kegiatan, termasuk dalam upaya penerapan roadmap 8 Aksi Konvergensi terkait percepatan penurunan stunting. Aksi pertama sampai 8 sudah kami lakukan sepanjang tahun 2022,” ujar Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari.
Adapun 8 Aksi Konvergensi tersebut antara lain: (1) Analisis Situasi, (2) Pemetaan Program dan Kegiatan, (3) Rembuk Stunting, (4) Perwali tentang PPS, (5) Pembinaan Pelaku dan Pemerintahan Kelurahan, (6) Sistem Manajemen Data, (7) Pengukuran dan Publikasi Stunting, serta (8) Reviu Kinerja Tahunan.
Berbagai aksi tersebut tertuang dalam berbagai kegiatan yang disinergikan di lintas perangkat daerah, stakeholder dan masyarakat.
“Selain itu juga terdapat Keterlibatan Kementerian Agama, BAZNAS, serta dukungan sektor privat seperti universitas, PPNI, dan CSR berbagai perusahaan,” terang sosok yang akrab disapa Ning Ita ini melalui rilis Humas Pemkot Mojokerto (11/8/2023).
Lebih lanjut beragam inovasi juga dicetuskan untuk mempercepat angka penurunan angka stunting, di antaranya Gempa Genting dan Canting Gula Mojo
Sebagai informasi, Gempa Genting (Segenggam Sampah Gawe Stunting) adalah inovasi bidang kesehatan, ketahanan pangan dan lingkungan yang diinisiasi oleh Kelurahan Perjurit Kulon.
Inovasi yang mengantarkan Kota Mojokerto sebagai Kota Terinovatif tingkat peratama dalam IGA 2022 ini memanfaatkan sampah organik rumah tangga sebagai pakan ternak maggot. Berikutnya, maggot digunakan sebagai pakan ternak lele yang dilakukan oleh kelompok warga.
“Dari hasil panen lele ini nanti oleh kader motivator disalurkan ke keluarga dengan balita stunting. Jadi lele bisa menjadi salah satu sumber protein, membantu meningkatkan nutrisi makanan yang dikonsumsi oleh balita tadi,” terangnya. (red/kjt)