Tulungagung (Jatimsmart.id) – Pandemi COVID-19, berimbas terhadap penurunan omzet dari pedagang di Pasar Wage, Kabupaten Tulungagung yang terjadi secara drastis. Pasar yang biasanya ramai kini berubah menjadi sepi. Jumlah pengunjung pasar tersebut mengalami penurunan hingga 60 persen. Sebagian, pedagang lebih memilih menutup lapaknya sementara waktu, hingga wabah ini dinyatakan berakhir.
Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Wage Mohammad Abror mengatakan kondisi sepi ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Adanya pandemi corona menyebabkan konsumen takut untuk datang ke pasar. Terlebih terdapat anjuran pemerintah untuk menghindari keramaian.
“Padahal protokol kesehatan seperti bilik disinfektak, tempat cuci tangan dan penyemprotan disinfektan telah kami lakukan tapi jumlah pengunjung tetap menurun,” ujarnya, Kamis (16/4). Penurunan pengunjung pun ditaksir mencapai 60 persen lebih. Pedagang non pangan paling merasakan dampak ini.
BACA JUGA :
- Pandemi COVID-19, Hotel dan Restoran di Tulungagung Sepi, Sebagian Tutup
- Si Jamal Bagikan Sembako untuk Warga Ekonomi Terdampak COVID-19
Jumlah pedagang di pasar ini tercatat sebanyak 700 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 300 pedagang memilih untuk tetap berjualan, sedangkan sisanya sebanyak 400 pedagang terpaksa menutup jualannya. Selama ini Pasar Wage terkenal sebagai pusat grosir aneka konveksi. Biasanya menjelang ramadhan, pedagang dari luar kota banyak berbelanja ke pasar tersebut.
“Kalau hari normal perputaran uang disini mencapai Rp 500 juta per hari, sekarang turun drastis,” imbuhnya. Para pedagang pun menjerit dengan kondisi ini.
Turunnya jumlah pedagang di pasar diakui oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tulungagung. Kepala Dinas Disperindag Imroatul Mufidah menjelaskan sesuai data terdapat 9700 pedagang di 32 pasar. Terdapat penurunan pedagang mencapai 28 persen. Adanya anjuran pemerintah terkait physical distancing serta mengurangi aktvitas di luar rumah, diduga menjadi salah satu penyebab sepinya pengunjung pasar. (pam/ydk).