Kediri (Jatimsmart.id) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri mulai memetakan daerah rawan bencana. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Slamet Turmudi mengatakan, ada delapan kecamatan rawan bencana banjir dan tanah longsor. Daerah tersebut berada di lereng Gunung Kelud dan Gunung Wilis.
“Lima kecamatan rawan tanah longsor ini ada di barat Sungai Brantas dan tiga di Kabupaten Kediri bagian timur laut,” kata Slamet Turmudi.
Antara lain, Kecamatan Mojo berada di Desa Ngetrep, Pamongan, Petungroto, Blimbing, Jugo dan Keniten. Kemudian Kecamatan Semen di Desa Pagung dan Joho, Kecamatan Banyakan di Desa Parang, Kecamatan Grogol di Desa Kalipang dan Kecamatan Tarokan di Desa Bulusari dan Tarokan. Keseluruhan daerah ini berada di Lereng Gunung Wilis.
Sementara itu, tiga kecamatan di lereng Gunung Kelud masing-masing, Kecamatan Kandangan di Desa Medowo dan Mlancu. Kemudian Kecamatan Kepung di Desa Kebonrejo dan Kecamatan Puncu di Desa Laharpang. Keseluruhan daerah itu berada di kawasan dataran tinggi dengan letak geografis yang miring.
Sementara daerah rawan banjir berada di Kecamatan Tarokan, Banyakan, Grogol, Mojo tepatnya di Desa Petok, Kecamatan Purwoasri dan terakhir Kecamatan Papar di daerah Kedung Malang.
“Untuk potensi angin kencang merata di seluruh kecamatan karena tidak melihat letak geografis daerah tersebut,” jelas Slamet.
Untuk menghadapi itu, BPBD Kabupaten Kediri telah mempersiapkan diri baik secara SDM maupun logistik. Tim Unit Reaksi Cepat (URC) siaga dan siap jika harus dibutuhkan sewaktu-waktu.
“Kami siap secara SDM dan peralatan. Sebaliknya, kami imbau kepada masyarakat untuk selalu bersiap siaga. Terlebih BMGK telah merilis potensi cuaca extreem sepekan ke depan karena curah hujan yang tinggi,” imbuhnya. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh warga. Diantaranya, terkait tanah longsor yang dapat terjadi setiap saat warga diminta untuk memperhatikan rekahan tanah.
“Apabila terjadi hujan paling tidak 1 jam, supaya masyarakat yang tinggal di daerah rawan segera meninggalkan rumah. Mereka bisa mengungsi ke tempat yang aman untuk meminimalisir resiko dan korban,” pintanya.
Berikutnya, masyarakat diimbau untuk memangkas ranting dan cabang pohon di sekitar rumah mereka yang sekiranya membahayakan. Sejauh ini BPBD telah memberikan instruksi ke Pemerintah Desa, RT dan RW untuk menggerakkan masyarakatnya terkait hal itu. (ydk/jek)