Kediri – Wahyu sang Tabib, Kembangkan Toga sebagai Wisata Edukasi di Kaki Kelud.
Sebuah klinik herbal bertempat di tikungan jalan kelurahan Banaran. Tepat di sebelah pemakaman umum desa. Tumbuhan hijau yang menyelimuti halaman sekitar menambah rimbun tempat ini, menandakan sebuah klinik pengobatan herbal. Inilah klinik Wahyu Alam, sebuah klinik yang melayani pesanan Jamu (obat) dari Tanaman Herbal.
Berdiri Gubug kokoh dengan dinding bambu. Berhiaskan wayang di dindingnya dan gambaran tubuh manusia. Khas rumah seorang tabib. Di sinilah Yuwono atau yang sering dikenal Wahyu (48) menerima para tamunya yang datang untuk berkonsultasi dan membeli jamu Herbal. Wahyu adalah Seorang tabib asal Banaran, Kecamatan Pesantren, Kediri.
Begitu Tim Redaksi jatimsmart.id tiba di lokasi, langsung disambut oleh Wahyu (14/11). Tim diajak berbincang dibawah rumah panggung dan duduk di atas batuan artefak yang sudah disulapnya menjadi meja dan kursi. Wahyu mempersilahkan untuk melihat kondisi sekitar sebelum berbincang-bincang serius.
Wahyu mulai mempelajari tanaman obat herbal sejak tahun 1995. Sumber utamanya adalah buku kemudian “ilmu khusus” pengalaman dari beberapa orang tua yang menjadi lading informasinya. Pada tahun 2000 wahyu membuka pengobatan herbal dengan memanfaatkan tumbuhan. “Lama mas, saya mempelajarinya sekitar 5 tahun. Kemudian saya menanyakan langsung kepada beberapa orang tua. Mengenali tanamannnya sulit. Jadi ya harus praktek langsung juga. Apalagi kalo ga ada bukunya”. Terangnya kepada jatimsmart. Motivasi sosial semakin membuat Wahyu nyaman dan mengembangkan berbagai jenis obat untuk misi kemanusiaan.
Terdapat aktifitas di ruang belakang yang tengah meramu jamu herbal. 2 orang di antaranya sedang meracik ramuan dari alam. Seorang menumbuk tanaman, seorang lainnya memasak dengan tungku kayu bakar lalu mengemas racikan obat. Serta dibantu 4 karyawan lainnya yang bertugas di kebun. Setiap harinya Wahyu menerima lebih dari 10 orderan Obat Herbal dengan Kisaran harga Rp 40.000,- ke atas. Tergantung penyakit dan kesulitan tanaman obat. Menurut Wahyu juga ada beberapa tanaman yang sudah sulit ditemukan; seperti Sambiloto, Jati Belanda, Kayu Lanang, Kumis Kucing, hingga Ketela Genderuwo.
Selesai berkeliling lokasi, Wahyu mengajak untuk pergi ke lereng Kelud untuk memetik tanaman obat disana sekaligus meninjau pengembangan wisata edukasi tanaman obat. “Mari mas, ikut ke kelud. Saya tunjukan kebun obat di sana dan memetik beberapa tanaman obat”.
Jaraknya sekitar 3 km dari pintu masuk Gunung Kelud. Lokasinya berada di kiri jalan tepat setelah tikungan bertuliskan Wisata Edukasi Hutan Obat. Di tanah perhutani seluas 10 hektar inilah wahyu membudidayakan tanaman obatnya. Terdapat lebih dari 200 jenis tanaman obat yang ditanam di lokasi ini.
Rencana ke depan tempat budidaya obat herbal ini juga dijadikan sebagai wisata outbond dan edukasi tanaman obat herbal. Dibangun sebuah balai pembekalan Tanaman obat herbal sebagai pusat edukasinya. Dibangun rumah singgah yang nantinya bisa sebagai tempat istirahat para pengunjung. Awal Desember bulan depan tempat ini akan dibuka secara resmi dan dikenalkan kepada khalayak luas.
Berada di ketinggian 1500an mdpl menjadikan tempat ini asri dan sejuk sebagai tempat refreshing dan edukasi bagi pengunjung. Terlebih kawasan ini sudah terpilih sebagai kawasan Hutan Sehat No 1 di Jawa Timur yang ditinjau pada 27 September 2018. (jek/nu)
berita menarik lain : Keindahan Bekas Letusa Dapur Magma Gunung Kelud