Kediri (Jatimsmart.id) – Perkembangan zaman melaju sangat cepat. Banyak temuan baru di bidang teknologi, bahkan hingga peralatan rumah tangga yang terbilang praktis dan instan. Ini kerap memaksa masyarakat meninggalkan segala hal yang berbau jadul. Namun, kondisi ini tak membuat tampah bambu di Kediri surut.
Di Dusun Babakan, Desa Tugurejo, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, yang dikenal sebagai sentra pembuatan tampah bambu tradisional ini bahkan masih bertahan dan cukup eksis hingga saat ini. Meski jumlahnya tak sebanyak dulu.
Mbah ahmad, adalah satu dari tiga perajin yang tersisa. Kakek berusia 76 tahun ini masih menggeluti pembuatan tampah dengan bahan dasar bambu sejak tahun 1965. Dengan dibantu anaknya, Mbah Ahmad mampu menghasilkan 20 biji tampah sehari.
“Dulu ya bisa banyak (saat masih muda),” kata Mbah Ahmad
Meski permintaan masih cukup banyak, namun Mbah Ahmad dan dua perajin lain yang tersisa hanya mampu memenuhi pasar Kediri dan sekitarnya. Sebab, keterbatasan stok produksi dari perajin.
Tampah buatan Mbah Ahmad berbahan bambu jenis jawa yang dapat diperoleh dengan mudah di desa sekitar tempat tinggalnya. Proses pembuatannya pun terbilang cukup mudah.
Pertama kali bambu dibelah menjadi beberapa bagian untuk dibuat rangka ataupun beseknya. Pada pembuatan besek atau bahan penyangga bawahnya, Mbah Ahmad dibantu oleh tetangga. Sedangkan ia dan anaknya hanya membuat rangka pinggir serta menyatukannya. Bambu yang telah dibelah ini setelah dibentuk bulat kemudian dipanaskan agar terlihat tua. Proses pemanasan dilakukan sederhana dengan uap tungku tradisional .
“Ini yang sudah jadi diambil tetangga untuk dipasarkan,” imbuhnya
Untuk harga dipasaran, per satu biji tampah dari Mbah Ahmad dihargai Rp. 5.500, kemudian dijual oleh tetangga seharga Rp. 7.000. Kemudian, oleh pasar dijual sekitar Rp. 10.000 hingga Rp. 12.500.
Oleh masyarakat di pedesaan dan sebagian masya, tampah kerap digunakan sebagai tempat meletakkan bumbu-bumbu dapur, sebagian untuk membersihkan beras sebelum dimasak serta menjemur nasi untuk dikeringkan. (ad/ydk)