Blitar – Bisnis kerajinan Kendang Jimbe yang menjadi ikon Kota Blitar kini tengah lesu. Ekspor Kendang Jimbe ke negara China pun mengalami penurunan tajam. Alhasil, kini para perajin hanya mampu memenuhi pasar dalam negeri, seperti Pulau Dewata Bali.
Lesunya bisnis alat musik tabuh ini dikeluhkan para perajin di Jati Malang, Kota Blitar. Pastoyo, satu di antara perajin asal Jati Malang ini mengatakan, omzet ekspor ke China saat ini menurun hingga lebih dari 50 persen.
“Sekarang hanya dikirim ke pasar lokal, Bali, sekitar Blitar sini, atau kawasan-kawasan wisata,” kata Pastoyo
Perajin tak mengetahui penyebab pasti kondisi ini. Hanya saja, permintaan alat musik dari kayu berongga dengan tutup kulit hewan ini tak lagi setinggi dulu, dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah. Terutama untuk kendang berukuran besar.
Kini, selain memproduksi hingga 80 buah Kendang perharinya, para perajin juga membuat jenis kerajinan lain. Kerajinan tersebut berukuran kecil seperti tempat bunga atau pot dari kayu. (yds/ydk)