Kediri – Peternakan dan pertanian merupakan sektor penting penggerak ekonomi warga di Desa Ngampel, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Sadar akan hubungan mutualisme dari keduanya, puluhan warga yang tergabung dalam kelompok peternak memanfaatkan limbah ternak berupa kotoran sapi, sebagai pupuk pertanian melalui pengolahan biogas.
Namun, lebih dari itu mereka memanfaatkan biogas dari kotoran ternak ini untuk menciptakan gas metan. Sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan memasak serta sumber penerangan.
Inovasi pengolahan biogas ini dilakukan oleh Kelompok Peternak Sapi Sari Pati Ngampel. Dari dua sumber biogas yang dikelola oleh peternak, kini mampu mencukupi kebutuhan pupuk organik pertanian warga. Serta bahan bakar kompor dan lampu petromak enam kepala keluarga anggota.
baca juga : Ubah Limbah Pabrik Jadi Kursi Unik, Beromzet Puluhan Juta Rupiah
Jamal Sururi, Ketua Pokternak Sari Pati Ngampel mengaku, awal pengolahan biogas ini ketika ia dan kelompoknya kesulitan untuk memanfaatkan kotoran sapi untuk pertanian. Sebab, dengan hanya dibiarkan begitu saja, kotoran sapi tidak mudah diserap oleh tanaman.
“Awalnya karena kita kesulitan, memecahkan gimana supaya kotoran ini dapat langsung diserap oleh tanaman tanpa harus melalui bogasi,” kata Jamal Sururi, Ketua Pokternak Sari Pati Ngampel, Selasa (10/9) Lebih dari itu, Jamal juga ingin limbah ini memiliki manfaat lain, minimal untuk kelompoknya.
“Nah dengan ini, kerena kotoran sudah melalui pelepasan gas metan, pupuk yang dihasilkan sangat bagus serta bisa langsung menyerap ke tanah diserap oleh tanaman,” imbuhnya.
baca juga : Melalui Santripreneur, Kemenperin Dorong Santri di Ponpes Wali Barokah Jadi Wirausahawan
Untuk pupuk organik ini, selain untuk kelompok yang juga memiliki lahan persawahan juga dapat dimanfaatkan oleh seluruh petani di Desa Ngampel.
Sementara untuk energi alternatifnya, kemudian dialirkan ke rumah-rumah anggota kelompok melalui saluran pipa kecil. Untuk kemudian dijadikan sebagai bahan bakar kompor untuk memasak serta sumber penerangan dari lampu petromak.
“Kalau ada lampu mati lampu mati, aman sudah. Sementara masih untuk anggota, rencananya akan kita buat masal,” terangnya
Masyarakat mengaku, energi alternatif dari kotoran sapi tersebut sangat bermanfaat. Kini mereka sudah tidak lagi membeli gas elpiji untuk kebutuhan memasak dan menekan tagihan listrik pln hingga 30 persen.
“Sangat bermanfaat sekali. Sejak ada gas metan dari biogas, sudah tidak lagi beli elpiji untuk memasak. Selain itu, bisa menghemat tagihan listrik,” kata Erniati, warga pengguna gas metan dari biogas.
Kelompok peternak sapi Sari Pati Ngampel ini memiliki 30 orang anggota. Mereka saat ini tengah membudidayakan sapi lokal yang berasal dari bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. (ydk)