Kediri – Ribuan warga di Kabupaten Kediri kembali rela mengantre untuk sebuah tradisi ‘salam tempel’ dari PT. Gudang Garam Tbk, Kediri. Rabu (29/5/2019). Mereka terlihat datang sejak usai sahur.
Tradisi pemberian sedekah atau zakat mal ini rutin digelar oleh perusahaan rokok tersebut menjelang Hari Raya Idul Fitri, sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Kegiatan sosial ini selalu digelar di hari terakhir karyawan bekerja. Hanya saja di tahun ini, karyawan libur lebih awal.
“Ini tradisi kita lama sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Juga lebih mendekatkan diri dengan masyarakat,” kata Iwhan Tri Cahyono, Kabid Humas PT. Gudang Garam Tbk, di lokasi.
Ada sekitar 3.509 orang yang tak hanya datang dari Kediri, melainkan Nganjuk serta Tulungagung. Mereka, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak hingga orang tua, terlihat mulai berdatangan sejak setelah sahur. Namun, Jumlah ini menurun dari tahun sebelumnya.
Berbeda juga dengan tahun sebelumnya, menurut Iwhan kali ini perusahaan meningkatkan nominal sedekah salam tempel mereka menjadi senilai Rp. 50 ribu, dari sebelumnya yang hanya Rp. 20 ribu untuk setiap orangnya.
“Berdasarkan catatan tim kita ada sejumlah 3.509 orang peserta yang datang menerima sedekah dari Gudang Garam, untuk nominalnya per orang itu Rp 50 ribu,” imbuhnya.
Ika, salah satu peserta tradisi salam tempel ini mengaku telah mengantre sejak usai sahur. Ia rela mengantre demi salam tempel tersebut yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ia yang rutin mengikuti kegiatan ini setiap tahun pun bersyukur dengan nominal yang ditambah tersebut.
“Alhamdulillah, nominalnya bertambah ya, Mas. Untuk tambah-tambah beli kebutuhan,” kata Ika, warga Kelurahan Semampir, Kota Kediri.
Sementara itu demi kelancaran kegiatan ini, total ada sekitar 350 personil gabungan disiagakan, baik Polri, TNI dan Linmas dan keamanan internal perusahaan.
Tradisi berbagi sedekah tahunan menjelang lebaran ini memang telah berlangsung sejak puluhan tahun silam. Kegiatan ini diinisiasi oleh pendiri PT Gudang Garam Tbk, Suryo Wonowidjojo. Tradisi ini kemudian diteruskan oleh penerus selanjutnya dan dijaga hingga kini sebagai agenda rutin tahunan Perusahaan. (ydk/sam)
Baca Juga :