Kediri – Bulan suci ramadan membawa berkah bagi perajin Bedug di Desa Mondo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri Jawa Timur. Ada peningkatan permintaan hingga dua kali lipat dari bulan-bulan biasanya.
Saat ini, Sivaur Rizal tengah mengebut pengerjaan Bedug, untuk memenuhi pesanan itu dirumahnya. Siva, merupakan generasi kedua, dari penerus usaha sang Ayah, Muksim yang dirintis sejak 1988 silam. Namun, Muksim tak seketika cuci tangan, bahkan keduanya tak memiliki karyawan dalam pengerjaan pesanan bedug ini.
Pemesan paling banyak datang dari sekitaran Kediri meliputi Blitar, Tulungagung hingga Surabaya. Alat musik tabuh tradisional ini mampu diselesaikannya dalam waktu seminggu, lengkap dengan piranti penyangganya.
“Alhamdulillah puasa ini ada peningkatan 50 persen lebih. Jika biasanya 1 sampai 2 bedug dalam sebulan, saat ini ya bisa 5 sampai 6 bedug,” kata Siva, Kamis (9/5/2019).
Untuk satu bedug dijualnya dengan harga terendah Rp. 5 juta untuk ukuran diameter 50 centi meter, dan harga tertinggi Rp. 45 juta untuk ukuran paling besar berdiameter 1 meter dengan panjang 1,6 meter.
Sayangnya, saat ini perajin mengaku mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku kayu trembesi. Karena kayu berukuran besar kini mulai langka. Sementara kulit sapi melimpah di wilayah di Kediri.
Sebelumnya, tak hanya diminati masyarakat dalam negeri, bedug buatannya pernah dipesan hingga mancanegara. (ydk/sam)
Baca Juga :