Kediri – Kasus pembunuhan disertai mutilasi yang menimpa Budi Hartanto (28), seorang guru tari asal Kota Kediri masih menjadi misteri. Polisi terus bekerja keras untuk mengungkap kasus ini.
Hari ini, Jumat (5/4/2019) Polres Kediri Kota yang menjadi bagian dari Tim Gabungan bentukan Polda Jawa Timur turut memeriksa empat saksi tambahan, yang dimungkinkan untuk menguatkan bukti sebagai upaya pengungkapan kasus ini. Pemeriksaan dilakukan sejak pagi. Hingga usai solat Jum’at empat saksi masih terlihat berada diruang pemeriksaan.
Namun, Akp Andy Purnomo, Kasat Reskrim Polresta Kediri Kota enggan membeberkan proses pemeriksaan ini lebih jauh. Hanya diduga, saksi merupakan teman sekomunitas korban dalam dunia seni tari modern atau dance, dimana korban merupakan penari berprestasi, selain aktivitas sehari-harinya mengajar.
“Kita dilapangan hanya menindak lanjuti sebagaimana kejadian yang ada, kita hanya berupaya mengungkap. Penyampaian lebih lanjut nanti Polda ya,” jawab Andy singkat.
Disinggung mengenai kemungkinan eksekusi yang dilakukan di Kota Kediri, Andy hanya menggelengkan kepala, termasuk isu LGBT yang belakangan merebak terkait motif pembunuhan sadis ini.
Untuk diketahui, Tim Gabungan tersebut yakni Polres Kediri Kota, Polres Kediri dan Polres Blitar Kota dibawah koordinir tim Krinimal Umum Polda Jawa Timur.
Diberitakan sebelumnya, sesosok mayat pria tanpa busana ditemukan pencari rumput dalam koper hitam di bawah Jembatan Karanggondang Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019). Belakangan terungkap, bahwa korban yang merupakan seorang guru tari ini ditemukan tanpa kepala. (ydk/sam)
Baca Juga :