Surabaya (Jatimsmart.id) – Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jatim mengedukasi ibu-ibu rumah tangga untuk mewaspadai penipuan sistem pembayaran yang marak terjadi belakangan ini. Sebagai “menteri keuangan keluarga”, ibu rumah tangga menjadi sasaran utama penipuan yang merugikan.
“Sekali klik bisa masuk sistem (handphone), dan bisa melihat apa yang ada di dalam sistem,” ungkap Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destri Damayanti dalam kegiatan Edukasi Keuangan Bagi Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga dengan tema “Perempuan Pejuang Ekonomi Keluarga” di Kantor OJK Jatim di Surabaya, Jum’at (30/8/2024).
Destri mengimbau penyelenggara jasa keuangan untuk selalu memperhatikan keamanan siber dan memberikan literasi keuangan kepada konsumen agar terhindar dari penipuan.
Akses perempuan terhadap teknologi digital yang lebih tinggi dibandingkan pria menjadi alasan utama BI menargetkan perempuan berusia di atas 18 tahun dan anak muda usia produktif sebagai sasaran edukasi. “Gerakan Edukasi Bersama Perlindungan Konsumen (GEBER PK) yang melibatkan BI, OJK, dan DPR menjadi wujud sinergi dalam mensosialisasikan literasi dan perlindungan konsumen,” kata Destri.
Selain GEBER PK, BI juga memiliki Program PEKA yang mengajak ibu-ibu untuk peduli terhadap transaksi keuangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi & Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, juga mengingatkan perempuan untuk mewaspadai aktivitas keuangan ilegal seperti judi online dan arisan bodong.
“Survei OJK dan BPS menunjukkan literasi keuangan telah mencapai 65% dan inklusi keuangan 75%. Kami berharap program ini dapat meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat,” ujarnya.
Friderica juga mengimbau ibu-ibu untuk memeriksa legalitas produk jasa keuangan yang digunakan, serta menilai kewajaran penawaran yang diberikan. “Jangan ragu untuk melapor jika terjadi penipuan,” tambahnya.
Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia menekankan peran ibu rumah tangga sebagai pejuang ekonomi keluarga. Ia mendorong perempuan untuk cerdas dan tidak mudah tertipu penipuan transaksi digital. “Menjadi perempuan yang beraktivitas harus cerdas agar tidak mudah tertipu,” ujar Indah. (red/kjt)