Ponorogo (Jatimsmart.id) – Ketercukupan air untuk irigasi bakal menjamin keamanan ketahanan pangan di Ponorogo. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo, Masun optimistis produksi padi tidak begitu berpengaruh jika terjadi kemarau panjang sekalipun.
“Tahun 2022, produksi padi kita di angka 490.000 ton, harapannya tidak ada penurunan di tahun ini meskipun akan menghadapi puncak musim kemarau” kata Masun, Jumat (18/8/2023).
Pihaknya selama ini sudah membangun 100 lebih sumur dalam dari target 250 sumur dalam pada 2024 mendatang. Dampak dari peningkatan kecukupan air bersamaan pembangunan jaringan irigasi itu berupa bertambahnya lahan sawah sekitar 200 hektare sehingga luasan totalnya menjadi 35.100 hektare. “Ketersediaan jumlah pangan secara umum masih aman,” tegasnya.
Masun memprediksi kemarau akan mencapai puncaknya pada September mendatang. Hujan diperkirakan mulai turun pada Oktober. Sedikit merisaukan adalah dampak El-Nino yang merupakan fenomena alami perubahan pola cuaca global. “Produksi pada musim hujan dapat menutup kekurangan akibat kemarau panjang di bulan-bulan sebelumnya,” terang.
Dia juga berharap tidak ada penurunan pada produksi jagung. Ponorogo dikenal daerah penghasil palawija di Jawa Timur. “Selain masuk sepuluh besar daerah penyangga pangan di Jatim,” jelasnya.
Bersamaan itu, Masun mengharapkan adanya peningkatan produksi sapi perah yang sempat turun separo akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Produksi susu perah yang tinggal 5 juta liter per tahun diharapkan merangkak naik menjadi menjadi 7 juta liter per tahun. (red/kjt)