Blitar (Jatimsmart.id) – Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 29, Pemerintah Kabupaten Blitar menggelar Apel Pasukan Bangga Kencana, Rabu 6 Juli 2022. Apel yang digelar di alun-alun Kanigoro Kabupaten Blitar tersebut, dipimpin Bupati Blitar Rini Syarifah.
Apel pasukan ini diikuti perwakilan organisasi wanita, baik dari Muslimat, Fatayat, Aisiyah, dan TP PKK serta Darma Wanita Kabupaten Blitar. Hadir dalam acara tersebut. Forkopimda, Ketua DPRD kabupaten Blitar, Sekda Kabupaten Blitar, Staf ahli, asisten, Kepala OPD di lingkungan Pemkab Blitar, Ketua MUI Kabupaten Blitar, Direktur Rumah Sakit, Kepala Puskesmas se Kabupaten Blitar, dan perwakilan organisasi profesi, jajaran pos bantu yaitu Babinsa dan Babinkamtibmas.
Bupati Blitar Rini Syarifah dalam sambutannya mengatakan, semoga dalam peringatan Harganas ke 29 tersebut, bisa menjadi momentum untuk ajang sosialisasi dan optimalisasi 8 fungsi keluarga di Indonesia.
“8 fungsi keluarga yaitu, fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan,” kata Rini Syarifah.
Lebih lanjut Bupati Rini Syarifah menyampaikan, dengan optimalisasi 8 fungsi keluarga tersebut, diharapkan dapat mewujudkan keluarga Indonesia yang berketahanan.
“Mengingat keluarga sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, maka keluarga menjadi pondasi penting awal pembangunan karakter bangsa,” jelasnya.
Mak Rini sapaan akrab Bupati Blitar menandaskan, keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Namun keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
“Keluarga merupakan pranata sosial pertama dan utama yang mengemban fungsi strategis nilai-nilai kehidupan bagi tumbuh kembang anak. Sehingga terbentuk karakter sejak dini hingga dewasa,” tandas Mak Rini.
Mak Rini menambahkan, ketika masa pandemi Covid-19, keluarga juga merupakan ujung tombak untuk memutus penyebarannya.
“Untuk itu, dalam peringatan Harganas ini, keluarga harus berperan aktif dan berkomitmen dalam mengatasi berbagai isu di masyarakat. Diantaranya isu stanting. Mengingat keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam penurunan prevalensi stanting,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mak Rini menekankan, permasalahan stanting menjadi salah satu yang harus diselesaikan untuk mencapai pembangunan SDM yang berkualitas, dinamis, trampil, serta menguasai iptek. Hal ini sesuai dengan amanat Joko Widodo dalam visi dan misi kerja lima tahunan.
“Pemerintah sangat memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia. Untuk itu permasalahan stanting harus segera dituntaskan. Apalagi pada 2030 Indonesia akan mengalami demografi. Maka dari itu kita akan selesaikan permasalahan stanting hingga serendah mungkin,” jelasnya.
Pencegahan stanting, lanjut Mak Rini, merupakan tugas kemanusiaan yang tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja, tetapi menjadi tugas bersama yang melibatkan seluruh elemen, lintas sektor, dan stakeholder.
Bupati Blitar menyebut bahwa angka prevalensi stanting tahun 2021 di Indonesia mencapai 24,4 persen, di Jawa Timur mencapai 23,5 persen, dan di Kabupaten Blitar memcapai 14,5 persen.
“Walaupun angka prevalensi stanting di Kabupaten Blitar cukup rendah, tetapi kita mempunyai target pada tahun 2024 yaitu angka peevalensi stating harus dibawah 8,6 persen,” pungkasnya. (tok/jek)