Blitar (Jatimsmart.id) – Artati Widiarti Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka Musyawarah Nasional (Munas) – VI Asosiasi Pecinta Koi Indonesia (APKI), di Pendopo Ronggo Hadi Negoro Blitar, Sabtu (2/7/2022).
Hadir dalam acara pembukaan munas tersebut, Bupati Blitar Rini Syarifah, Forkopimda Kabupaten Blitar, Sekda Kota Blitar Priyo Suhartono, Ketua Umum APKI Zamrullah, dan 100 peserta munas dari 27 Kota/Kabupaten se Indonesia.
Dalam sambutannya Dirjen PDSPKP KKP Artati Widiarti mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor ikan hias Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada periode tahun 2017–2021. Dari yang semula USD 27,6 juta pada tahun 2017 menjadi USD34,5 juta pada tahun 2021. Dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,11 persen.
“Ini baru data ekspor yang tercatat di pabean. Sementara transaksi di domestik lebih besar nilainya. Hanya kita belum mempunyai mekanisme pencatatan transaksi di dalam negeri,” kata Artati Widiarti.
Artati menandaskan, dari laporan secara sporadis selama pandemi Covid-19 peningkatannya luar biasa. Hal tersebut tidak hanya dari jenis Koi, tapi juga dari jenis ikan hias lainnya.
“Saya yakin perdagangan ikan hias di dalam negeri ini, sebetulnya sangat besar nilainya,” tandasnya.
Lebih lanjut Dirjen PDSPKP KKP menyampaikan, menurut jenisnya permintaan ikan hias pada pasar ekspor di tahun 2021 didominasi oleh ikan hias air tawar sebesar 80,63 persen atau senilai USD 27,8 juta, dan sisanya ikan hias air laut senilai USD 19 juta.
“Jenis ikan hias yang paling diminati adalah Arwana Super Red dan Jardini, Cupang, Botia, Koi, Maskoki, Oscar dan lain-lain. Dan Koi ini mempunyai penggemar yang fanatik dan maki bertambah,” jelasnya.
Artati menegaskan, untuk mensiasati pasar ekspor, KKP telah meresmikan pusat Koi dan Maskoki Nusantara di reaser dan Ikan hias di Cibinong Bogor.
“Kami berharap, bahwa peresmian ini dapat menghela pertumbuhan industri ikan hias secara nasional,” tegasnya.
Dia menambahkan, ikan hias akan cepat berkembang dengan baik, jika terjadi sinergi antara pemerintah pusat, daerah, para pengusaha, akademisi, dan peneliti.
“Penelitian secara menerus itu harus dilakukan. Ini untuk memperbaiki kualitas,” imbuhnya.
Usai membuka Munas VI Asosiasi Pecinta Koi Indonesia (APKI), Dirjen PDSPKP KKP mengatakan, bahwa pemerintah mendukung, bahwa asosiasi itu bergerak. Karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri.
Sementara Bupati Blitar Rini Syariah mengatakan, Munas Asosiasi Pecinta Koi Indonesia (APKI) ini baru pertama kali di laksanakan di Blitar.
“Harapan saya, adanya munas ini, terjadi satu kekompakan sinergi antara pemerintah, swasta, media. Semua stakeholder ini, langsung jadi satu paket. Kalau tidak kompak seperti ini, kita tidak akan terangkat. Bagaimana Koi Blitar kualitasnya dan inovasinya,” kata Rini Syarifah.
Lebih lanjut Mak Rini, sapaan akrab Bupati Blitar menyampaikan, budidaya Koi di Kabupaten Blitar sendiri tidak hanya ada di satu tempat. Tapi sudah terbentuk kampung-kampung Koi.
“Seluruh kecamatan hampir ada kampung Koinya,” jelas Mak Rini.
Mak Rini menambahkan, untuk melestarikan kampung Koi, pemerintah sangat mendukung peternak Koi.
“Kami sangat mendukung. Kami selalu melakukan penyuluhan atau pendampingan, bagaimana kampung-kampung Koi ini sustainable. Pastikan mereka selalu budidaya hingga pemasaran,” pungkas Bupati Blitar. (tok)