Tulungagung (Jatimsmart.id) – Warga di Dusun Ngadirogo, Desa Podorejo, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung menemukan arca naga. Ini merupakan temuan kedua, setelah sebelumnya warga menemukan Arca Dwarapala, di lokasi yang sama, dimana mereka menggali tanah untuk gudang masjid desa. Kedua arca ini diduga merupakan bagian dari sebuah bangunan suci atau candi, yang diperkirakan berasal dari zaman Kerajaan Majapahit.
Salah seorang warga, Yasin mengatakan Arca berkepala Naga ini ditemukan dua hari setelah Arca Dwarapala. Awalnya mereka hanya mengumpulkan sejumlah batuan yang dirasa aneh saat melakukan penggalian. Warga lalu membersihkan batuan tersebut dan mulai mengamatinya. Setelah diamati mereka mencoba merangkai batuan ini yang kemudian membentuk sebuah Arca dengan kepala Naga.
“Arca Naga ini ditemukan tidak dalam kondisi utuh, berserakan begitu, setelah dibersihkan dan dirangkai ternyata bentuknya seperti ini,” ujarnya, Senin 14 Maret 2022.
Pamong Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, Winarto menjelaskan dari hasil pengukuran Arca Naga ini mempunyai panjang total 126 cm, dengan lebar 22 cm. Arca tersebut merupakan temuan kedua di lokasi yang sama. Mereka telah melaporkan temuan kedua arca ini ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Nantinya BPCB Jawa Timur akan menerjunkan tim untuk keperluan survey dan rekomendasi eskavasi.
“Ini kita masih menunggu kapan tim akan datang, tapi temuan ini sudah kami laporkan,” jelasnya.
Sementara itu, Sekertaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Tulungagung, Trijono mengungkapkan bahwa Arca Naga ini diduga merupakan bagian dari ornamen sebuah candi. Dari hasil pengamatan tidak ditemukan adanya lubang pada bagian mulut Arca Naga tersebut. Jika terdapat lubang maka Arca ini merupakan Jaladwara pada bagian candi.
“Tapi karena tidak ada lubang dugaannya Arca Naga ini bagian dari tangga pintu masuk candi,” tuturnya.
Dugaan keberadaan adanya sebuah candi di lokasi temuan ini juga menguat berdasarkan temuan batu bata kuno. Banyak batu bata kuno yang biasa digunakan untuk pembangunan candi di sekeliling temuan kedua arca tersebut. Beberapa batu bata tersebut mempunyai garis sulur seperti ornamen candi. (pam/ydk)