Kediri (Jatimsmart.id) – Satu tahun menjabat sebagai Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana terus bergerak melakukan pembangunan daerah sebagaimana dalam visi misinya saat pemilihan. Kabupaten Kediri yang memiliki luas wilayah 1.524 km² dengan 1,6 juta penduduk tentunya memiliki tantangan dan persoalan yang beragam.
Secara bertahap, selama satu tahun ini program kerja sebagaimana dalam visi misi bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu terus dijalankan. Apalagi dengan adanya proyek pembangunan bandara di Kabupaten Kediri yang direncanakan mulai beroperasi antara 2023-2024 mendatang.
Tentunya, keberadaan bandara mempengaruhi arah misi percepatan pembangunan salah satunya bidang peningkatan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah. Dalam hal ini, Mas Dhito berkomitmen untuk mengebut perbaikan jalan-jalan yang melapisi jalan tol, seperti ruas Banyakan, Papar dan Purwoasri.
“Insyaalloh sebelum 2023 kalau jalan tol Kediri-Kertosono belum jadi, paling tidak jalan pelapisnya ini sudah kita persiapkan,” kata Mas Dhito, belum lama ini.
Pemerintah Kabupaten Kediri dibawah kepemimpinan Mas Dhito, berkomitmen serius untuk membangun infrastruktur serta menyelesaikan persoalan kerusakan jalan. Bahkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kediri tahun 2021-2026, telah ditargetkan 89-90% jalan harus dijaga dalam kondisi baik.
Mas Dhito meyakini upaya yang telah dilakukan masih banyak kekurangan. Dia pun tak menampik masih banyak aduan masyarakat terkait kerusakan jalan. Pun begitu, proses peningkatan kualitas jalan terus dilakukan. Pihaknya pun meminta maaf kepada masyarakat bilamana selama ini belum bisa menikmati fasilitas jalan yang layak.
“Saya bukan tukang sulap, saya tidak bisa langsung menyulap semuanya jadi bagus,” ungkapnya.
Selain infrastruktur jalan, pemberdayaan UMKM tak kalah penting. Mas Dhito tak ingin adanya bandara, nantinya justeru masyarakat Kabupaten Kediri hanya menjadi penonton. UMKM sebagai penggerak sektor ekonomi mendapatkan perhatian khusus. Mulai dari percepatan pengurusan perizinan, sampai pendampingan bagi pelaku UMKM.
Untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku UMKM supaya naik kelas dan berdaya saing, dibangun gerai rumah inkubasi UMKM di Kecamatan Papar dan Pare. Penguatan bagi pelaku UMKM ini penting dilakukan untuk mewujudkan produk UMKM tembus pasar eksport.
Kemudian, bidang pertanian berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan seperti pembangunan embung, sumur bor untuk pengembangan wilayah argopolitan. Kemudian pengembangan program desa inovasi tani organik (DITO).
Program yang dicanangkan bupati berusia 29 tahun itu bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Selain itu, nilai jual produk tani organik ini lebih tinggi. Pertanian organik ini sudah berjalan di kelompok tani daerah Kecamatan Purwoasri dan mulai merambah ke kecamatan lain.
Salah satu produk pertanian yang dihasilkan yakni beras organik. Produk itu, selain telah masuk ke supermarket di Kediri, pemasarannya bahkan sudah merambah ke tingkat pasar nasional.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kediri Bambang Iswahyoedhi berpendapat, apa yang menjadi visi misi atau janji politik Mas Dhito sudah berjalan. Meski bentuk kegiatan belum 100%, melihat kepemimpinannya yang baru berjalan satu tahun proses itu patut dihargai.
“Kita juga berharap masyarakat jangan menilai bekerja harus langsung berhasil, hargai prosesnya,” tuturnya.
Dia melihat program-program kerja sebagaimana dalam visi misi Mas Dhito baik. Program itu tentunya harus diterjemahkan oleh bawahannya untuk menjembatani program ini kepada masyarakat. Untuk itu, pihaknya berpesan tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus pintar menerjemahkan jangan sampai kebijakan yang bagus, hasil akhirnya justeru tidak bagus. (*)