Kediri (Jatimsmart.id) – Ratusan warga di Kota Kediri menyerbu Operasi Pasar minyak goreng murah dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, di halaman UPT Bapenda Eks Bakorwil Kediri, Minggu (30/1). Masyarakat antusias menyambut program yang menghadirkan minyak goreng dengan harga Rp 12.500 per liter ini karena masih mahalnya harga minyak goreng di pasaran.
Khusnatul penjual gorengan di Kota Kediri ini mengaku harga minyak goreng di pasaran masih cukup tinggi, hingga Rp 40.000. Sementara dengan harga Rp 14.000 di pasar ritel modern mereka harus berebut dengan masyarakat lainnya. Telat sedikit, mereka terpaksa kehabisan.
“Bimoli biasa Rp 39.000 spesial Rp 40.000. Ini beli Rp 25.000 dapat 2 liter. alhamdulillah ini jualan gorengan, jadi meringankan. Di Indomaret kemarin murah tapi cepet-cepetan,” katanya.
Dua bulan terakhir Khusnatul memilih pasrah. Mahalnya harga minyak goreng ini memaksa keuntungannya turun.
“Pasrah saja kemarin. Tidak mau menaikkan harga,” katanya. Dia khawatir akan kehilangan pelanggan.
Hari ini, Khusnatul dan masyarakat lainnya datang sejak pagi. Mereka rela mengantre kendati hanya dibatasi 2 liter per orang.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung operasi pasar minyak goreng ini.
Selain meringankan masyarakat, langkah ini menurut Gubernur Khofifah merupakan intervensi Pemprov Jatim untuk menekan harga di pasar tradisional yang memang masih belum menerapkan harga Rp 14.000.
“Teman-teman sekalian, ini program yang kita lakukan di banyak titik. Agak sporadis karena kita ingin cek harga di lapangan terutama pada saat berlakunya satu harga minyak goreng Rp 14.000 yang dimulai di pasar ritel modern. Tapi untuk pasar tradisional masih diberikan kesempatan waktu melakukan penyesuaian,” kata Khofifah.
“Ini kan ada kenaikan harga CPO dunia yang kemudian berpengaruh kepada harga minyak goreng di dunia termasuk di Indonesia. Oleh karena itu intervensi-intervensi yang bisa kita sinergikan akan coba kita maksimalkan,” lanjutnya.
Sementara itu menyambut aturan baru Menko Perekonomian terkait HET minyak goreng per 1 Februari nanti, Khofifah akan melakukan monitoring rutin. Ia juga telah mengintruksikan Satgas Pangan untuk membantunya mengawasi para penjual minyak goreng di pasaran.
HET menurut Menko Perekonomian sendiri, untuk kemasan bagus dihargai Rp 14.000, kemasan sederhana Rp 13.500, dan Curah atau tanpa kemasan Rp 11.000 per liter. (ydk/jek)
Kediri (Jatimsmart.id) – Ratusan warga di Kota Kediri menyerbu Operasi Pasar minyak goreng murah dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, di halaman UPT Bapenda Eks Bakorwil Kediri, Minggu (30/1). Masyarakat antusias menyambut program yang menghadirkan minyak goreng dengan harga Rp 12.500 per liter ini karena masih mahalnya harga minyak goreng di pasaran.
Khusnatul penjual gorengan di Kota Kediri ini mengaku harga minyak goreng di pasaran masih cukup tinggi, hingga Rp 40.000. Sementara dengan harga Rp 14.000 di pasar ritel modern mereka harus berebut dengan masyarakat lainnya. Telat sedikit, mereka terpaksa kehabisan.
“Bimoli biasa Rp 39.000 spesial Rp 40.000. Ini beli Rp 25.000 dapat 2 liter. alhamdulillah ini jualan gorengan, jadi meringankan. Di Indomaret kemarin murah tapi cepet-cepetan,” katanya.
Dua bulan terakhir Khusnatul memilih pasrah. Mahalnya harga minyak goreng ini memaksa keuntungannya turun.
“Pasrah saja kemarin. Tidak mau menaikkan harga,” katanya. Dia khawatir akan kehilangan pelanggan.
Hari ini, Khusnatul dan masyarakat lainnya datang sejak pagi. Mereka rela mengantre kendati hanya dibatasi 2 liter per orang.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung operasi pasar minyak goreng ini.
Selain meringankan masyarakat, langkah ini menurut Gubernur Khofifah merupakan intervensi Pemprov Jatim untuk menekan harga di pasar tradisional yang memang masih belum menerapkan harga Rp 14.000.
“Teman-teman sekalian, ini program yang kita lakukan di banyak titik. Agak sporadis karena kita ingin cek harga di lapangan terutama pada saat berlakunya satu harga minyak goreng Rp 14.000 yang dimulai di pasar ritel modern. Tapi untuk pasar tradisional masih diberikan kesempatan waktu melakukan penyesuaian,” kata Khofifah.
“Ini kan ada kenaikan harga CPO dunia yang kemudian berpengaruh kepada harga minyak goreng di dunia termasuk di Indonesia. Oleh karena itu intervensi-intervensi yang bisa kita sinergikan akan coba kita maksimalkan,” lanjutnya.
Sementara itu menyambut aturan baru Menko Perekonomian terkait HET minyak goreng per 1 Februari nanti, Khofifah akan melakukan monitoring rutin. Ia juga telah mengintruksikan Satgas Pangan untuk membantunya mengawasi para penjual minyak goreng di pasaran.
HET menurut Menko Perekonomian sendiri, untuk kemasan bagus dihargai Rp 14.000, kemasan sederhana Rp 13.500, dan Curah atau tanpa kemasan Rp 11.000 per liter. (ydk/jek)