Kediri (Jatimsmart.id) – Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret tahun 2020 lalu, menggoreskan luka tersendiri, mengingat banyak orang yang menjadi korban. Tidak sedikit anak yang telah ditinggal oleh orang tuanya dan menjadi yatim, piatu dan/atau yatim-piatu akibat virus berbahaya ini. Berangkat dari kondisi tersebut, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Sosial melakukan pendataan terhadap anak-anak yang telah ditinggal mati oleh orang tuanya karena Covid-19.
BACA JUGA:
- Cegah Penularan Covid-19, 27 Ribu Pekerja Migran Jalani Karantina di Surabaya
- Covid-19 Melandai, Polda Jatim Tetap Himbau Masyarakat
- 9.120.134 Warga Jatim Telah Vaksin Covid-19
Dilansir dari website Pemkot Kediri, Triyono Kutut Purwanto, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri melalui sekretarisnya Hardyanto Heru Cahyono menyampaikan “Jadi pendataan ini dilakukan berawal dari banyaknya korban pandemi Covid-19 yang berimbas kepada anak-anak yang kehilangan orang tuanya,” terangnya.
Hardyanto melanjutkan bahwa pendataan akan terus berlanjut hingga pandemi dinyatakan usai. “Akan terus berlanjut, karena pandemi ini kan juga belum usai sehingga pendataan tidak hanya saat ini saja,” tutur Hardyanto.
Sedangkan untuk kategori pendataannya adalah anak usia 0 – 18 tahun yang orang tuanya meninggal karena terpapar Covid-19. “Usia sekolah sekitar umur 0 sampai dengan 18 tahun yang akan kami data”, imbuhnya.
“Mereka adalah anak-anak dengan segudang impian untuk menyambut masa depan mereka, jadi jangan karena musibah yang mereka alami impian dan masa depan mereka yang dikorbankan, kami upayakan semaksimal mungkin,” tandasnya.
BACA JUGA:
- Cerita Empat Srikandi Relawan Covid-19 Dibalik Ruang Isolasi
- Tren Jumlah Kasus Aktif Covid-19 Jatim Menurun, Berikut Data Legkapnya
- Presiden Jokowi: Covid-19 Masih Jadi Ancaman Meski BOR di RS Turun
Selanjutnya, dari hasil pendataan tersebut, Dinas Sosial akan melakukan assestment dari data yang telah masuk. “Nanti kami akan lakukan assement kepada anak-anak tersebut untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan, kadangkala ada yang terganggu psikologisnya, belum lagi untuk yang usia 0-5 tahun, kebutuhannya kan berbeda-beda, jadi nanti akan kami sesuaikan,” tandasnya.
“Yang jelas ada tiga hal yang menjadi fokus utama, pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosial dari para anak-anak tersebut, nantinya data yang telah masuk tersebut juga akan dikirimkan ke pusat.” imbuhnya.
Saat dikonfirmasi mengenai teknis pendataan, pihaknya mengatakan bahwa pendataan dilakukan melalui kelurahan masing-masing. (*)