Surabaya (Jatimsmart.id) – Guna mendukung pembangunan di wilayahnya, Pemprov Jatim melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) nya menandatangani tujuh Memorandum of Understanding (Mou) atau Nota Kesepahaman senilai Rp 8.592.425.221.600 dengan Group of Development Technologies and Construction Companies (GDTC) Maroko.
BACA JUGA:
- Jatim Masuk 10 Provinsi Terbaik Perencanaan Pembangunan Daerah
- Dampingi Kunjungan Menko Marves ke Bandara Kediri, Mas Bup Dukung Upaya Pembangunan
- Mas Dhito Cek Pembangunan Bandara Kediri
Penandatanganan MoU itu sendiri dilakukan oleh Chairman GDTC Maroko, HEH Sharif Moulay Sidi Al Sultan Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour dengan tujuh Direktur BUMN dan BUMD di Jatim yang dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
MoU itu sendiri merupakan hasil Rapat Koordinasi (Rakor) Usulan Project Kerjasama antara GDTC dengan Perusahaan, BUMD dan BUMN di Jawa Timur. Hasilnya, ketujuh proyek tersebut telah menarik minat GDTC dan telah ditindaklanjuti dengan pembahasan teknis.
“Ini momen penting. Saya harap seluruh pihak bisa memanfaatkannya dengan baik,” tutur Wagub Emil.
Permintaan Wagub Emil ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, pertumbuhan realisasi investasi Jatim mengalami pertumbuhan signifikan pada 2020 di masa pandemi ini yaitu 33,8 % dibandingkan 2019 sebesar 14,3 %. Pertumbuhan tersebut disebutkan yang tertinggi di Indonesia.
BACA JUGA:
- Demi Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional, Gubernur Khofifah Ajak Pekerja dan Pengusaha Kolaborasi
- Khofifah Nilai Ekonomi Jawa Timur Terus Menguat, Kinerja Eksport Jatim Terus Meningkat
- Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah di Sumenep Menyasar 40 Desa
Sedangkan dari segi makro ekonomi, Jawa Timur menyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 24,62 %. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sendiri mengalami kontraksi sebesar 0,44 % yang didominasi oleh sektor industri 30,94 %, perdagangan 18,68 % dan pertanian 10,84 %. (*)