Kediri (Jatimsmart.id) – 11 Rumah Sakit swasta di Kabupaten Kediri siap untuk menerima dan merawat pasien dengan indikasi gejala mirip infeksi corona (COVID-10) meskipun bukan menjadi rumah sakit rujukan.
“Dengan komitmen bersama, pasien tidak harus dibawa ke rumah sakit (RSUD Kabupaten Kediri sebagai rumah sakit rujukan), tapi di rumah sakit masing-masing, juga bisa,” kata Juru Bicara Tim Komunikasi Penanganan dr Bambang Triono di Kediri, Senin (23/3) usai rapat bersama dengan Bupati Kediri Haryanti, Kapolres Kediri Kota, Kapolres Kediri Kabupaten serta Dandim 0809 Kediri di kantor Pemkab Kediri.
Lebih lanjut, Pemerintah Kabupaten Kediri juga menggelar deklarasi dengan organisasi profesi kesehatan terkait dengan penanagann COVID-19. Ada 11 rumah sakit yang telah bekerjasama untuk memeriksa pasien dengan gejala yang mirip infeksi virus corona.
Beberapa rumah sakit swasta itu selain RSUD Pare, Kabupaten Kediri, lainnya misalnya RS Toeloengredjo, RS Amelia, RS Aura Syifa, RSUD SLG, dan beberapa rumah sakit swasta lainnya.
“Kami sikapi pergerakan kasus, sehingga rumah sakit ke depan mulai mempersiapkan diri mempunyai ruang isolasi. Jika suatu saat dibutuhkan, bukan ke RS Pare, tapi masih bisa menggunakan rumah sakit lainnya,” imbuh Bambang.
Disinggung terkait dengan kondisi pasien yang positif terinfeksi virus corona di RSUD Kabupaten Kediri di Pare, ia mengatakan kondisinya saat ini sudah lebih baik. Namun, yang bersangkutan masih dirawat di ruang isolasi, dan kondisinya terus dievaluasi setiap hari.
Sementara itu, hingga saat ini di Kabupaten Kediri ada 493 orang dengan risiko (ODR). Mereka sebelumnya pernah singgah di daerah yang ditemukan kasus virus corona positif. Selain itu, untuk ODP ada 16 orang, dan PDP ada 2 orang. Untuk PDP, mereka sudah dalam kondisi sehat. Sementara pasien positif yang saat ini dirawat di RSUD Kabupaten Kediri merupakan warga Kabupaten Blitar. (ad)