Ponorogo (Jatimsmart.id) – Solusi langsung didapat bersamaan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Sugiri Sancoko meninjau langsung lokasi tanah gerak di Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, Jumat (3/3/2023). Pemkab Ponorogo bertugas menyiapkan lahan relokasi, sedangkan Pemprov Jatim yang mendirikan 43 hunian sementara bagi warga terdampak. ‘’Pak Bupati yang mencarikan lahan, pemprov yang membangun hunian dengan anggaran 50 juta per unit,’’ kata Khofifah.
Menurut dia, relokasi perlu secepatnya dilakukan karena kondisi permukiman yang terdampak tanah bergerak sejak Minggu (26/2/2023) sudah membahayakan. Relokasi setidaknya membutuhkan lahan sekitar 4.000 meter persegi. Keputusan memindahkan warga ke lokasi hunian baru yang lebih aman itu sesuai dengan hasil asesmen dari Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur Gatot Subroto beberapa waktu lalu.
Gubernur Khofifah juga mengunjungi lokasi pengungsian yang menempati gedung TK Dharma Wanita Desa Tumpuk. Ada 37 kepala keluarga (KK) yang terdiri 139 jiwa memilih mengungsi. Gerakan tanah di RT 1/RW 1 Dukuh Sumber Desa Tumpuk belum kunjung berhenti. Retakan bertambah lebar 1 (satu) hingga 2 (dua) centimeter setiap hari. ‘’Kami telah menerapkan status tanggap bencana terhadap bencana tanah gerak di Desa Tumpuk ini,’’ terangnya.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan bahwa sudah menemukan lahan calon relokasi. Lahan itu milik Perhutani yang berada di Petak 149 Lumur Jati dengan jarak sekitar 2 (dua) kilometer dari lokasi pengungsian. Status petak hutan itu hutan produksi dan bukan hutan lindung. ‘’Senin besok kita rapatkan dengan Perhutani. Administrasi kependudukan tidak berubah karena lahan relokasi masih berada di Desa Tumpuk,’’ ungkapnya. (red/kjt)