Surabaya (Jatimsmart.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berkesempatan membuka Rapat Pleno semester II Tahun 2020 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jawa Timur di Hotel JW. Marriot.
Wakil Gubernur Jatim pun berharap ada langkah konkret yang diambil oleh TPAKD Jatim agar perekonomian di Jawa Timur bisa segera pulih kembali dan melaju kencang.
BACA JUGA:
- Respon Jembatan Putus di Pacitan, Wagub Emil Serahkan Bantuan kepada Warga Terdampak
- Wagub Emil Apresiasi BUMDes Award 2020 Inisiasi PKKPBI-ITS
- Wagub Emil Ajak Bank Jatim Dorong Sektor Pariwisata di Jatim
“Kita berharap bahwa pertemuan rapat pleno ini bisa membawa langkah-langkah konkret bagaimana caranya agar tentunya skema-skema pembiayaan ini bisa sinergi untuk bisa mengoptimalkan pemulihan ekonomi Jawa Timur,” kata Emil Dardak.
TPAKD Jawa Timur sendiri, sebut Emil, memiliki sasaran penting dalam memulihkan perekonomian daerah. Yakni mendorong ketersediaan informasi terkait produk dan layanan keuangan serta akses keuangan bagi masyarakat, meningkatkan akses LJK kepada sektor produktif antara lain sektor UMKM, mendorong LJK untuk menyediakan produk dan layanan keuangan sesuai dengan kondisi masyarakat atau potensi wilayah setempat.
Selain itu, TPAKD juga mencari terobosan dalam membuka akses keuangan yang lebih produktif bagi masyarakat di daerah. HAl ini guna mendorong penyediaan pendanaan produktif bagi berkembangnya UMKM, usaha rintisan dan sektor prioritas. Sedang tujuan TPAKD yaitu meningkatkan akses keuangan daerah, mendorong perekonomian daerah dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA:
- Wagub Emil: Pentingnya Pemahaman Masyarakat Terkait Perlindungan Konsumen
- Emil Dardak Dampingi JK Tinjau Kesiapan Masjid Nasional Al Akbar Menuju New Normal
- Emil Dardak Harap Tiara Idol Jadi Role Model Generasi Muda di Jawa Timur
Wagub Emil menjelaskan, untuk mendukung tercapainya inklusi keuangan harus didukung dengan literasi keuangan dengan tujuan agar masyarakat paham dalam memilih dan menggunakan produk keuangan sesuai kebutuhan mereka serta tidak adanya curiga terhadap produk dan layanan keuangan yang tersedia. (*)