Kediri – Dalam mengurangi angka rumah tidak layak huni, pemerintah pusat membangun runah untuk masyarakat berpenghasilan rendah menggunakan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Di Kabupaten Kediri sendiri rencananya untuk program BSPS rumah baru akan ada sekitar 150 rumah. Sasarannya adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di bawah UMK. Bantuan ini bukan dalam bentuk uang melainkan dibelanjakan dalam bentuk bahan bangunan yang digunakan untuk membuat bangunan baru.
Sebaran pembangunan tersebut berada di dua desa masing-masing Desa Ngetrep sebanyak 50 unit dan Joho 100 unit.
Plt. Kepala Dinas Perkim melalui Kabid Perumahan dan Kawasan Permukiman Herianto menjelaskan, seluruh calon penerima Program BSPS Pembangunan Baru (PB) mendapatkan bantuan senilai 35 juta rupiah, dengan rincian 30 juta untuk fisik dan 5 juta untuk upah tukang.
Menurutnya BSPS adalah program pemerintah pusat dalam rangka mengurangi rumah yang tidak layak huni, meliputi beberapa aspek mulai dari struktur/kerangka rumah, aspek keselamatan dan kesehatan penghuni yaitu cukup cahaya, sirkulasi udara baik, harus ada MCK (Mandi, Cuci, Kakus), dan aspek kecukupan ruang. Untuk Pembangunan Baru (PB) tahun ini terdapat 150 unit yang terbagi di dua desa yaitu Ngetrep 50 unit dan Joho 100 unit. Untuk Desa Joho diharapkan tahun ini sudah tuntas karena sudah kesekian kali mendapatkan bantuan dan akan beralih ke desa yang lain.
“Ini adalah bantuan stimulan yang artinya pancingan atau rangsangan, jadi juga harus ada swadayanya. Secara swadaya dengan dana yang terbatas, bisa terbangun sebuah rumah,” katanya.
Lebih lanjut menurutnya Rumah tidak layak huni bisa menjadi layak huni harus memenuhi aspek-aspek tersebut agar nyaman dan aman bagi penghuninya. Pihaknya berharap program BSPS dapat berjalan dengan lancar dan jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Kediri berkurang.
Sementara itu Desa Joho yang bermatapencaharian sebagai petani jagung mengaku sangat senang dengan bantuan ini. Kondisi rumahnya sekarang, dindingnya menggunakan papan dari kayu pinus, kayu reng dan usuknya juga sudah lapuk termakan usia. (ydk/sam)
Baca Juga :