Kediri – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat di awal 2019 ini, jumlah penderita Demam berdarah di Jawa Timur mencapai 3.686 penderita. Hingga saat ini 55 orang dinyatakan meninggal dunia akibat virus dari nyamuk Aedes Aegypti ini.
Kabupaten Kediri menempati posisi pertama, dengan penderita mencapai 416 jiwa dari rentang waktu Januari hingga awal Febuari 2019 ini. Dari 416 jumlah penderita itu, 12 diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Mereka yang meninggal dunia tersebut didominasi usia 15 tahun ke bawah.
Terkait hal itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur memberikan perhatian khusus terhadap merebaknya wabah penyakit demam berdarah yang terjadi di wilayah Kabupaten Kediri ini. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso, mendatangi Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dan Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Minggu (03/02/2019) siang.
Dalam kunjunganya itu, dr Kohar menyempatkan untuk bertatap muka dan berdialog dengan 16 kepala Desa yang sengaja didatangkan untuk diberikan pemahaman mengenai penanganan Demam Berdarah.
Dari hasil diskusi yang dilakukan ia berharap PSN dapat ditingkatkan lagi secara mutu, melibatkan orang banyak, serentak dilaksanakan dan terjadwal dengan baik. Ia juga menginginkan pihak Dinas terkait harus memberikan pemahaman atau meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit demam berdarah
“Maka kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) kita harus, masyarakat harus rutin ngosek jedingnya (kamar mandi) seminggu sekali. Kemudian yang melakukan monev dari aparatur kesehatan, Kelurahan, Kecamatan itu setiap tiga bulan sekali melakukan pemantauan di rumah penduduk. Sejauh ini langkah penanganan dari Kabupaten Kediri sudah cukup bagus” terangnya.
Usai pertemuan dengan sejumlah Kepala Desa ia kemudian mengecek kondisi lima pasien di ruang rawat inap Puskesmas Ngadiluwih yang diantaranya merupakan dua saudara kandung warga Desa Rembang Kepuh, Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
Pihaknya juga mendatangi desa-desa di Ngadiluwih yang merupakan daerah endemis. Hingga menjelang malam, dr Kohar masih memantau dan berdiskusi dengan pemerintah desa dan para kader-kader kesehatan di desa tersebut. Ia bersama tim juga melakukan pemantauan langsung dilapangan.
Turut serta dalam kunjungan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Dr Adi Laksono beserta staff. Dan kader-kader kesehatan di Kabupaten Kediri. (ydk/sam)